Opini Proyek Grup TERAS---Teras Rumah Kami

Teras Rumah Kami 

oleh Dian Hendar Pratiwi

Dewasa ini fenomena jejaring sosial tak hanya mewabah di kalangan kawula muda. Namun orang-orang yang notabenenya tak lagi muda mendadak “memudakan” diri dengan mulai menjamah jejaring sosial tersebut. Jenisnya pun beragam. Sebut saja Friendster yang kemunculannya disambut antusias oleh jagat raya. Kemudian muncul Facebook dan twitter dimana keduanya telah dapat dikategorikan sebagai jejaring sosial dijadikan andalan umat manusia hampir di seluruh negeri.
Facebook. Siapa yang tak mengenal media jejaring sosial yang satu ini. Penemunya, Mark Zuckerberg bahkan termasuk dalam 230 orang yang dianggap berpengaruh bagi dunia sebagai Young Global Leaders 2009. Media jejaring sosial yang pada mulanya saya yakini hanya akan menjadi trendsetter ternyata berkembang begitu pesat. Hingga beberapa kali terdengar kabar akan ditutup dengan alasan membludaknya member. Mengusung tujuan yang mulia yakni memudahkan orang berinteraksi, menjadikan facebook sebagai media yang digandrungi berbagai kalangan baik dari kalangan umur penggunanya, profesi (pebisnis online khusunya), kesamaan hobi atau minat dan bakat (fotografi dan menulis misalnya), undangan pagelaran suatu event bahkan undangan sunatan kepala desapun bisa diunggah melalui facebook.
Dengan adanya bermacam kalangan yang berkumpul di sana “Grup Hobi” sepertinya menjadi wadah yang paling banyak dilirik untuk didirikan. Mengapa saya katakan grup hobi? Karena grup-grup ini memang terbentuk atas dasar kemiripan atau kesamaan minat dan bakat seseorang. Fotografi misalnya, grup didirikan oleh salah seorang yang berhobi mengabadikan gambar dalam bentuk jepretan kamera yang kemudian menambahkan teman-teman facebook lainnya untuk bergabung di dalamnya. Ini merupakan cara belajar fotografi yang baru, fresh, dan cepat. Karena dengan hadirnya grup yang mewadahi orang-orang yang berhobi sama akan memudahkan kita untuk belajar. Sederhana pula caranya hanya dengan mengunggah karya kita untuk selanjutnya di kritisi bersama anggota grup lainnya.
Ada lagi grup penulisan. Seperti grup penulisan Teras Berbagi Inspirasi dan Menulis yang saya naungi. Sekilas grup ini tidak jauh berbeda dengan grup-grup penulisan sastra lainnya. Mengedepankan saling berbagi inspirasi agar anggotanya mampu mencurahkan segalanya bersama-sama agar lebih memakani hidup. Ini juga merupakan cara yang cukup mudah dan cepat dalam belajar menulis. Karena di sana kita dapat memamerkan hasil tulisan kita yang kemudian akan dibedah pada jam-jam tertentu. Ini saat yang paling saya tunggu karena disaat inilah proses belajar kita sebenarnya dimulai. Learning by doing.
Lalu yang saya sayangkan justru pada adminnya karena beberapa kali saya perhatikan banyak anggota baru yang sebenarnya tidak baru. Hanya luput dari perhatian anggota Teras bahkan adminnya sendiri. Terbukti masih adanya kesalahpahaman anggota mengenai peraturan rubrik Teras. Seharusnya ketika admin menambahkan teman pemberian ucapan selamat datang dan penjelasan mengenai aturan Teras terutama rubric Teras dapat lansung disampaikan. Hal ini dapat dilakukan by inbox facebook. Dengan demikian akan menekan kemungkinan terjadinya salah paham atau ketidaktahuan anggota mengenai aturan karena memang nggak eksis
Tidak sempat? Menurut saya itu alasan yang klasik. Apabila admin menyadari semakin bertambahnya member dan dirinya mulai merasa kewalahan seharusnya admin bisa melakukan perekrutan orang kepercayaan. Antara tiga sampai empat orang. Dimana orang kepercayaan ini memiliki tanggung jawab yang sama yaitu berhak menyeleksi atau memasukkan dan mengeluarkan anggotanya yang bermasalah, mengupdate informasi yang ada di Teras, menjawab pertanyaan setiap anggota (khususnya anggota baru), mengingtkan PJ masing-masing rubrik serta memberi informasi mengenai info lomba atau buku yang terbit kepada anggota. Dengan catatan admin utamalah yang memegang kendalinya.
Orang-orang kepercayaan admin bisa diseleksi oleh admin sendiri dengan berbagai macam tingkat penilaian. Bisa dari segi keaktifan dia di grup Teras, ramah terhadap orang baru dan lama, dapat standby untuk mengawasi apa saja yang terjadi di Teras, dan orang yang bertanggung jawab alias tidak terlalu sibuk dengan urusan di luar grup Teras. Sebaiknya pemilihan ini dilaksanakan secara privasi dan tidak perlu dipublikasikan agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
Bagi saya grup Teras sama halnya dengan lingkungan organisasi yang saya geluti di dunia nyata. Tempat berkumpulnya orang yang berhobi sama, yakni menulis. Hanya bedanya ini ada di dunia maya bertemu dengan sahabat-sahabat jauh. Seperti kata mama saya, “Semakin banyak memiliki teman jauh semakin banyak pula pengalamannya.” Demikian prinsip yang saya pegang di grup ini
 Memang disini tempat berkumpulnya sahabat yang memiliki hobi sama dari berbagai macam suku, agama, umur, profesi, sifat dan perilaku, serta nasib yang berbeda. Yaa..karena ada yang sudah menerbitkan buku dan ada pula yang belum berkesempatan. Ada yang sudah menjadikan menulis sebagai profesi dan ada yang masih menjadikannya sebatas hobi. Namun itu tak menjadi soal, toh sebelum menjadikan menulis sebagai profesi pasti mereka mengawaliya dengan menjadikannya sebagai hobi bukan?
Untuk memajukan grup Teras tidak hanya di dapat karena peran admin, PJ rubric Teras, apalagi orang-orang yang sudah malang melintang di dunia penulisan. Sama sekali tidak. Karena justru grup ini dibilang sukses dan maju dapat dilihat dari seberapa banyak anggotanya dan apakah mereka memilih bertahan atau check out. Jadi anggota-anggota barulah yang secara tidak langsung memberi point untuk setiap kemajuan grup. Gambaran sederhananya; bertambahnya satu anggota sama dengan bertambahnya satu point kesuksesan. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah semua anggota yang terdaftar baik yang saat ini menjadi anggota lama ataupun baru semuanya pernah mendapat predikat sebagai anggota baru. Jadi semua anggota sebenarnya telah menyumbangkan satu point kesuksesan. Tinggal bagaimana kita mempertahankan dan lebih memajukannya lagi. Inilah pegangan awal yang harus disadari setiap anggota; lama maupun baru.
Kemudian hal sepele namun yang seharusnya mendasar kita lakukan adalah dengan saling mengakrabkan diri antar anggota. Ini dapat terlaksana apabila ada timbal balik antara anggota lama dan anggota baru. Jadi anggota lama juga jangan hanya berbincang dan menanggapi obrolan dari sesama anggota lama saja begitupun sebaliknya para anggota baru juga jangan sungkan untuk ikut bergabung dalam rubric ataupun sekedar bincang-bincang dengan anggota lain. Sering kali anggota baru merasa tidak nyaman dalam grup karena dirinya merasa selalu dianggap “baru” meskipun sudah bergabung berbulan-bulan lalu sebagai anggota. Kemudian anggota lama terkesan menyalahkan karena si anak baru ini tidak pernah atau jarang kelihatan di Teras. Seperti bahasa gaulnya, “nggak eksis”. Lalu yang anggota baru beranggapan “anggota lamanya nggak ramah, cuman ngobrol sama yang udah kenal.” Pernyataan seperti ini sangat disayangkan, mengingat setiap orang memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Sangat mungkin apabila mereka yang selalu dibilang baru padahal lama memang jarang online facebook. Jadi hanya pada kesempatan-kesempatan tertentu mereka bisa meluangkan waktu. Apabila ini terjadi dikhawatirkan mereka akan merasa tidak nyaman tinggal di Teras.
Terakhir, yang terpenting adalah mengikat mereka yang tergabung dalam grup ini sebagai keluarga. Bukan sekedar bergabung sebagai guru dan murid seperti di tempat-tempat bimbingan belajar. Kegiatan kopdar ataupun event-event yang digelar bisa dijadikan bumbu dalam grup ini namun menciptakan rasa nyaman itu tetap nomer satu. Kita akan tetap belajar menulis di sini namun dengan rasa kekeluargaan. Tanamkan pada diri kita masing-masing bahwa kita ini keluarga. Bukan hanya Terasku, Terasnya, Teras mereka, namun Teras kami. Yaa..Teras rumah keluarga kami.


di post di Grup Teras Berbagi Inspirasi dan Menulis
http://www.facebook.com/groups/214874541867691/docs/
(Alhamdulillah MENANG)

0 komentar: