Kamu...
Oleh: Dian Hendar Pratiwi


 








Bila rangkaian huruf-huruf itu adalah namamu
Ijinkan aku mengejanya perlahan penuh rindu..

Senja merapat turun. Sesaat setelah semuanya berlalu dengan senyum dalam hati. Kau melangkah pergi. Dan aku masuk ke dalam rumahku. Semua nampak seperti biasanya namun tidak pada hati ini. Kau yang telah lancang masuk dalam hatiku yang sekian lama tertutup debu keputusasaan kini meninggalkan jejak.

Awalnya aku selalu mengelak tentang kebersamaan kita. Hingga orang lain akhirnya yang justru merekam perasaan yang tak ku sadari. Mereka berkata tentang kedekatan kita. Mereka mengeja bahasa tubuh kita. Sedang aku malah sibuk menepis segala pertanyaan mereka.

Kuakui pada akhirnya, aku yang mengusir paksa perasaan itu saat ia mulai hadir. Aku yang berusaha bangun saat mimpi indah tentangnya merasuki alam bawah sadarku. Aku enggan terlarut dalam spekulasi yang muncul karena kedekatan kita. Karena cinta memang tak pantas untuk menjadi bahan spekulasi. Antara ya atau tidak. begitu abu-abu.

Namun nyatanya aku jatuh cinta kali ini..

Rasa yang muncul bukan saat mata kita saling tertuju satu sama lain. Bukan saat tangan kita saling terikat bergandengan. Dan bukan saat tawa kita memecah membahana.

Namun, justru saat mata kita saling tertunduk malu-malu. Saat tangan kita sibuk bergerak memainkan tuts-tuts ponsel tanpa tahu apa yang sedang kita lakukan. Dan saat bibir kita terkunci rapat-rapat tanpa ekspresi. Hanya sesekali tersenyum dalam hati.

Lalu saat semuanya telah berlalu. Semuanya justru membayang tanpa samar. Cinta memang sering kali tak pernah habis meski hari telah usai. Saat malam merayap, cinta tetap akan berbagi cerita. Merekam semuanya hingga nampak begitu lebih jelas. Lalu saat fajar muncul lebih awal. Dia tetap ada. Menggantung di langit-langit kamarmu. Cinta tak bisa dipotong oleh masa meski waktu berkuasa.

Ijinkan aku mencintaimu kali ini, saat ini, di tempat ini..

0 komentar: